bissmilah

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Selasa, 23 April 2013

PEMBUATAN OVITRAP (alat untuk merangkap nyamuk)


BAB 1
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam bidang kesehatan, serangga  mempunyai arti yang sangat penting karena perannya sebagai vektor (perantara) dari berbagai penyakit. Penyakit yang di tularkan oleh vektor ini antara lain penyakit demam berdarah, malaria, dan filariasis. Ketiga penyakit ini ditularka dari orang satu ke orang yang lain melalui perantara nyamuk.
Nyamuk sering kali berkembang biak ditempat penampungan air seperti bak mandi, tempayan, drum, barang  bekas, pot tanaman air dan lain sebagainya. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi segala dampak yang bisa ditimbulkan nyamuk, masyarakat umum perlu mengetahui jenis, kehidupan, permasalahan, yang disebabkan oleh nyamuk sebagai langkah awal pencegahan terhadap dampak buruk akibat serangga (khususnya nyamuk) bagi kesehatan. Kegiatan pemantauan jentik nyamuk untuk mengetahui kepadatan jentik merupakansalah satu upaya yang harus dilakukan guna menurunkan kejadian pnyakit yang disebabkan oleh nyamuk. Dengan berbekal pengetahuan inilah masyarakat secara mandiri dapat melakukan upaya pengendalian jentik nyamuk.

Terdapat beberapa indikator yang mengindikasikan salah satu kepadatan jentik nyamuk. Indikator-indikator tersebut antara lain :
House index (HI), Kontainer index (CI) dan Breteau index (BI). Cara memperkembangbiakan jentik juga bisa dengan alat sedaerhana seperti ovitrap. Apa itu ovitrap?

Ovitrap merupakan sebuah perangkat yang di buat untuk merangkap telur dan nyamuk dewasa. Nyamuk harus meletakkan telurnya di permukaan atau didalam air sehingga dapat berkembang menjadi larva, pupa dan nyamuk dewasa. Ovitrap berupa wadah berisi air yang di tutupi jaring, sehingga telur-telur yang di letakkan oleh nyamuk di permukaan air saat menetas dan menjadi nyamuk dewasa tidak mampu keluar dari wadah tersebut, sehingga tidak dapat mencari makan sehingga mati.
Pemasangan ovitrap di lingkungan sekitar rumah penduduk daerah-daerah endemis yang dapat mengurangi laju pertumbuhan populasi nyamuk. Populasi yang berkurang juga akan berdampak pada penurunan angka infeksi malaria dan DBD di suatu wilayah. Pembuatan ovitrap dapat meunggunakan bahan-bahan bekas yang mudah ditemukan dilingkungan sekitar seperti ember atau wadah dan plastik bekas.


I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud percobaan
Pencegahan terhadap dampak buruk akibat serangga (khususnya nyamuk) bagi kesehatan.

I.2.2 Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi jenis jentik nyamuk yang tertangkap dalam ovitrap Ovitrap.

Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
            Ovitrap (singkatan dari Oviposition trap) adalah alat untuk mendeteksi keberadaan nyamuk. Jika kepadatan nyamuk rendah dan survei larva yang menunjukkan hasil yang tidak produktif (misal B1 kurang dari 5), seperti dalam kondisi yang normal. Secara khusus, ovitrap di gunakan untuk mendeteksi infestasi nyamuk ke area baru yang sebelumnya pernah dibasmi.
Tujuan dari survei perangkap telur adalah untuk mengetahui ada/tidaknya nyamuk dalam situasi densitas sangat rendah, yang mana dengan metode single larva maupun  tidak dapat menemukan adanya kontainer positif. Survei ini dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut ovitrap. Ovitrap berupa bejana (kaleng, palstik atau potongan bambu) yang dinding bagian dalamnya dicat hitam dan diberi air secukupnya. Ke dalam bejana tersebut dimasukan padel yaitu berupa potongan bambu atau kain yang tenunanya kasar dan berwarna gelap sebagai tempat menyimpan telur. Ovitrap ini akan ditempatkan baik di dalam atau diluar rumah yang gelap dan lembab karena nyamuk menyukai tempat-temat tersebut untuk bertelur. Setelah satu minggu dilakukan pemeriksaan ada/tidaknya telur.

Nyamuk termasuk jenis serangga yang masuk pada kelas Hexapoda orde Diptera. Pada umumnya nyamuk mengalami 4 tahap dalam siklus hidupnya (metamorfosis), yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Nyamuk Aedes aegypti mengalami metamorfosis sempurna, yaitu telur – larva – pupa – dewasa. Stadium telur, larva dan pupa hidup didalam air, sedangkan stadium dewasa hidup diluar air. Pada umumnya telur akan menetas dalam 1-2  hari setelah terendam dalam air. Stadium jentik biasanya berlangsung antara 5-15 hari, dalam keadaan normal berlangsung 9-10 hari. Stadium berikutnya adalah stadium pupa yang berlangsung 2 hari, kemudian menjadi nyamuk dewasa dan siklus tersebut akan berlangsung kembali. Dalam kondisi yang optimal, perkembangan dari stadium telur sampai menjadi nyamuk dewasa memerlukan waktu sedikitnya 9 hari.


Gambar 2.1. Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti
Sumber: mahera.net

Induk nyamuk biasanya meletakkan telur nyamuk pada tempat yang berair dan tidak mengalir. Pada tempat kering, telur nyamuk akan rusak dan mati. Kebiasaan meletakkan telur dari nyamuk berbeda-beda tergantung dari jenisnya.
a.       Nyamuk Anopheles akan meletakkan telurnya di permukaan air satu persatu atau bergerombol tetapi saling lepas, telur Anopeles mempunyai alat pengapung.
b.      Nyamuk Culex akan meletakkan telur di permukaan air secara bergerombolan dan bersatu berbentuk rakit sehingga mampu untuk mengapung.
c.       Nyamuk Aedes meletakkan telur yang mana menempel pada dinding kontainer dan mengapung di permukaan air.


BAB III
METODE KERJA

III.1  Alat dan Bahan
1.      Botol plastik bekas
2.      Kain/plastik hitam
3.      Kasa nilon
4.      Pelubang plastik
5.      Perekat
6.      Gunting
7.      Perekat
8.      Air
III.2  Cara Kerja
III.2.1  Pembuatan Ovitrap
1.      Botol plastik dipotong hingga bagian atasnya terbuka.
2.      Kain / plastik hitam direkatkan pada bagian luar botol hingga bagian dalam terlihat berwarna gelap.
3.      Buat lubang pada sisi botol, berjarak 2cm dari bagian atas botol.
4.      Kasa nilon di tutupkan ke bagian atas botol, namun bagian tengahnya menjorok ke arah botol.
5.      Isi botol dengan air hingga batas lubang, sesuaikan kasa hingga pada bagian tengah terendam.
III.2.2  Penggunaan Ovitrap
1.      Letakkan ovitrap di tempat-tempat yang habitat-habitat bagi nyamuk Aedes aegypty, seperti tempat yang lembab, sedikit cahaya matahari atau memiliki intensitas cahaya yang rendah.
2.      Tunggu selama 1-2 minggu, awasi agar tidak tumpah.
3.      Ambil ovitrap, kemudian tuangkan airnya kedalam wadah bening atau berwarna terang.
4.      Amati jika terdapat telur atau larva nyamuk.
5.      Ambil larva atau nyamuk untuk di identifikasi dan diawetka.


BAB IV
HASIL PENGAMATAN
IV.1 Tabet Pengamatan
No
Tempat
Meletakkan ovitrap
Hari Pengamatan
Jumlah
Keterangan
3
6
9
12


1
Samping rumah
-
-
-
-
0
Tidak ada telur, jentik, larva, maupun nyamuk.
2
Di kamar mandi
-
-
-
1 - 2
Nyamuk dewasa mati
3
Di dalam gudang.
-
-
-
-
0
Tidak ada telur, jentik, larva, pupa, maupun nyamuk.
4
Di belakang rumah
-
± 20
Jentik nyamuk, larva & pupa.


BAB V
PEMBAHASAN
Dari tabel pengamatan hanya ovitrap yang di tempatkan di belakang rumah dan di dalam kamar mandi yang terdapat nyamuknya. Ovitrap yang di tempatkan di belakang rumah pada hari ke tiga saat di lakukan penelitian ternyata belum terdapat telur atau jentik nyamuk. Pemeriksaan  pada hari ke enam di temukan jentik. Namun, jentiknya ukurannya sangat kecil sekali sehingga sulit untuk di tentukan jentik dari jenis nyamuk apa. Setelah di biarkan dan di lakukan penelitian kembali pada hari ke sembilan ternyata jentik nyamuk telah berubah menjadi larva yang ukurannya lebih besar dari jentik. Ciri-ciri larva tersebut berada di atas permukaan air, mengapung, geraknya sangat cepat sekali, warnanya putih, tapi masih belum bisa juga di tentukan larva dari jenis nyamuk apa. Pada penelitian hari ke dua belas larva nyamuk telah berubah menjadi pupa. Ciri-cirinya berwarna hitam, berada di permukaan air membentuk seperti koma kecil, larinya sangat cepat bahkan lebih cepat dari larva. Dari ciri-ciri singkat dan di lihat dengan bantuan lup pupa tersebut adalah pupa dari nyamuk Aedes aegypty alasannya karena hidup di air bersih dan mengenang, dan tempatnya pun di tempat-tempat yang lembab, intensitas cahayanya sangat kurang.
Ovitrap yang di tempatkan di kamar mandi pada penelitian hari ke tiga, enam dan sembilan juga tidak di temukan apa-apa. Sedangkan pada hari ke dua belas terdapat nyamuk dewasa yang tidak di ketahui jenis nyamuk apa didalam ovitrap. Namun dalam keadaan mati, mungkin karena terperangkap dalam ovitrap tidak bisa keluar dan tidak terdapat makanan akhirnya tidak bisa bertahan hidup.
Ovitrap yang di tempatkan di gudang dalam rumah tidak terdapat nyamuk saat di lakukan pemeriksaan hari ke tiga, enam, sembilan dan dua belas. Mungkin karena di dalam gudang tersebut buka tempat endemis nyamuk atau bisa jadi kesalahan pada pembuatan ovitrapnya tidak terdapat lubang sehingga nyamuk tidak bisa terperangkap.
Ovitrap yang di tempatkan di samping rumah juga tidak di temukan apa-apa saat di lakukan pemeriksaan hari ke tiga, enam, sembilan dan dua belas. Mungkin karena daerah tersebut juga bukan daerah endemisa nyamuk.
BAB VI
PENUTUP
VI.1  Kesimpulan
            Dari hasil praktikum pembuatan ovitrap dan pemasangannya atau penempatannya pada ovitrap yang di tempatkan di samping rumah tidak terdapat apa pun jentik, pupa atau nyamuk dewasa. Ovitrap yang di tempatkan di kamar mandi terdapat nyamuk dewasa yang terperangkap tetapi dalam keadaan mati. Ovitrap yang di tempatkan di gudang dalam rumah tidak terdapat apa pun seperti ovitrap yang di tempatkan di samping rumah. Sedangkan ovitrap yang di tempatkan di belakang rumah terdapat jentik pada hari ke enam, terdapat larva pada penelitian hari ke sembilan. Kemudian menjadi pupa pada penelitian heri ke dua belas dan setelah di lakukan penghitungan pada ovitrap yang di tempatkan di belakang rumah terdapat ±20 ekor tetapi tidak semua berbentuk pupa. Ada yang jentik kecil dan larva karena mungkin nyamuk dewasanya menelur tidak hanya sekali. Setelah di lakukan penelitian menggunakan bantuan lup dari bentuk fisik ciri-cirinya seperti nyamuk Aedes aegypty.


DAFTAR PUSTAKA
Azaludi. 2009. Demam Berdarah Dengue.
http://azaluddinepid.blogspot.com/2009/12/demam-berdarah-dengue-dbd.html. Sitasi tanggal 2 Maret 2012
Fahmi, F. 2009. Pemeriksaan Jentik Berkala. http://www.docstoc.com/docs/20753000/Pemeriksaan-Jentik-Berkala. Sitasi tanggal 2 Maret 2012
Nurmaini. 2003. Mengidentifikasi Vektor dan Pengendalian Nyamuk Anopheles aconitus secara Sederhana. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3705/1/fkm-nurmaini1.pdf

Lampiran


 
 











2 komentar: