BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Nyamuk (Diptera: Culicidae)
merupakan vektor beberapa penyakit baik pada hewan mau pun manusia. Banyak
penyakit pada hewan dan manusia dalam penularannya mutlak memerlukan peran
nyamuk sebagai vektor dari agen penyakitnya, seperti filariasis dan malaria. Sebagian
pesies nyamuk dari genus Anopheles dan Culex yang bersifat zoofilik berperan
dalam penularan penyakit pada binatang dan manusia, tetapi ada juga spesies
nyamuk antropofilik yang hanya menularkan penyakit pada manusia. Salah satu
penyakit yang mempunyai vektor nyamuk adalah Demam Berdarah Dengue
(Sudarmaja,2009).
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan yang cenderung meningkat
jumlah penderita dan semakin luas daerah penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya
mobilitas dan kepadatan penduduk. Penyakit demam yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti selain
demam berdarah dengue (Dengue Hemorrhagic Fever) adalah demam dengue (Dengue
Fever) yang dikenal sebagai Cikungunyah (Break Bone Fever) di Indonesia (Supartha,2008).
Aedes aegypti lebih berperan dalam penularan penyakit ini, karena hidupnya di
dalam dan di sekitar rumah, sedangkan Aedes albopictus di kebun, sehingga lebih
jarang kontak dengan manusia (Yudhastuti,2005).
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan :
I.2.1 Maksud
Percobaan
Untuk
membedakan ciri-ciri dan Marfologi arthopoda.
I.2.2 Tujuan Percobaan
1.
Mengetahui dari
jenis arhropoda
2.
Agar mahasiswa
mampu menyebutkan, mengambarkan, dan menjelaskan marfologi arthropoda.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
II.1 Teori Umum
Ciri – ciri nyamuk Aedes :
1.
Bentuk tubuh kecil
dan bagian abdomen terdapat bintik-bintik serta berwarna hitam.
2.
Tidak membentuk
sudut 900.
3.
Penyebaran penyakit
pagi dan sore.
4.
Hidup di air bersih
serta ditempatkan lain kaleng-kaleng bekas yang bisa menampung genangan air.
5.
Menyebabkan
penyakit DBD.
Ciri – ciri
nyamuk Culex :
1.
Palpus lebih pendek
dari probosis.
2.
Bentuk sayap
simetris.
3.
Berkembangbiak di
tempat yang kotor dan rawa-rawa.
4.
Menyebabkan
penyakit filariasis.
5.
Warna tubuh coklat.
Ciri – ciri nyamuk
Mansonia :
1.
Pada saat hinggap
tidak membentuk sudut 900.
2.
Bentuk tubuh besar
dan panjang.
3.
Bentuk sayap
asimetris.
4.
Menyebabkan
penyakit filariasis.
5.
Warna tubuh coklat
kehitaman.
Ciri – ciri
nyamuk Anhopeles :
1.
Bentuk tubuh kecil
dan pendek
2.
Antara palpus dan
probosis sama panjang.
3.
Menyebabkan
penyakit malaria.
4.
Saat hinggap
membentuk sudut 900.
5.
Warna tubuh coklat
kehitaman.
6.
Bentuk sayap
simetris.
7.
Berkembangbiak di
air kotor atau tumpukan sampah.
8.
Penularan penyakit
dengan membelah diri.
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan
·
Alat
-
Lup
-
Miscroskop
-
Pensil
-
Hot Plate
-
Beacker glass
-
Pipet tetes
-
Glass Objek
-
Cover slip
·
Bahan
-
Larva, pupa, dan
Nyamuk
-
Kertas
-
Air
-
Tissue
III.2 Cara kerja
1.
Panaskan air
terlebih dahulu pada hot plate hingga mendidih.
2.
Ambil larva, atau
pupa yang ada pada ovitrap dengan pipet tetes.
3.
Teteskan pada glass
objek
4.
Tetesi dengan air panas
yang sudah mendidih hingga mati
5.
Usap air panas pada
objek glass dengan tissue kering
6.
Tutup dengan cove
slip
7.
Amati di bawah
miscroskop
III. 3 Cara
mengamati
1.
Mengamati nyamuk
dengan lup atau mscroscop
2.
Menyesuaikan hasil
pengamatan dengan ciri-ciri umum kemudian menggambarkan hasil pengamatan
tersebut sesuai keterangan gambar secara terperinci.
3.
Tentukan marfologi
masing-masing spesies, tentukan letak kepala, toraks, abdomen, mata, antena,
palpus, probosis, sayap, tarsus dan femor.
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum pemeriksaan jentik nyamuk, praktikan menemukan jentik nyamuk
Aedes dimana morfologi tubuhnya
terdairi dari pecten, comb scale, sifon. Pada sifon terdapat satu pasang bulu.
Pada abdomen dijumpai bulu-bulu kecil. Sifon pada tubuh jentik berfungsi
sebagai corong udara. Comb scale pada jentik bisa mempermudah untuk membedakan
antara jentik anopeles, aedes dan culex karena hanya jentik nyamuk aedes yang
memiliki comb scale.
Pada stadium larva (jentik), kelangsungan hidup jentik dipengaruhi oleh suhu,
pH, air perindukan, makanan, kepadatan larva, kekeruhan serta adanya predator.
Ditempat perindukannya, larva aedes tampak bergerak aktif, dengan
memperlihatkan gerakan-gerakan naik ke permukaan air dan turun ke dasar secara
berulang-ulang. Pada saat larva mengambil oksigen dari udara, larva menempatkan
shiponnya di permukaan air sehingga abdomennya terlihat menggantung pada
permukaan air seolah-olah badan larva berada dalam posisi membentuk sudut
dengan permukaan air. Larva aedes aegypti dapat hidup di air ber-pH 5,8 – 8,8
dan tahan terhdap air dengan kadar garam 10-59,5 mg/L. Larva aedes aegypti
instar IV dalam kurun waktu lebih dari 2 hari berganti kulit dan tumbuh menjadi
pupa.
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Dari hasil
pengamatan identifikasi jenis nyamuk pada larva / jentik nyamuk yang di ambil
dari belakang rumah. Disimpulkan bahwa jenis nyamuk yang
di identifikasi adalah Aedes aegypti.
VI.2 Saran
Sebelum
praktikum di mulai seharusnya pembimbing praktikum memberi penjelasan tentang
identifikasi nyamuk yang jelas sehingga praktikan tidak bingung dan kurang
jelas saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi,F.2009.Pemeriksaan Jentik Berkala.
http://www.docstoc.com/docs/20753000/Pemeriksaan-Jentik-Berkala.
Sitasi tanggal 2 Maret 2012
Ardianto, Beny.2011. SURVEY JENIS - JENIS NYAMUK.
http://beny-ardianto.blogspot.com/2011/12/survey-jenis-jenis-nyamuk.html. Tanggal Minggu, 25 Desember 2011
Renren's BloG . 2012. Identifikasi Nyamuk.
http://lacunata.blogspot.com/2012/10/identifikasi-nyamuk_9530.html. tanggal 28 Oktober 2012
LAMPIRAN
mau tanya kalo perbedaan jentik aedes aegypti sama albopictus apa ya?
BalasHapus