Air dalam bahan pangan ada tiga macam air yaitu
:
1.
Air
Bebas
Air
bebas ada diruang sel, intergranular, pori-pori bahan, atau bahkan ada
dipermukaan bahan. Air bebas disebut juga sebagai aktivitas air yang diberi
notasi AW, karena air bebas mampu membantu aktivitas pertumbuhan mikroba dan
aktivitas reaksi-reaksi kimiawi pada bahan pangan.
2.
Air
Terikat Lemah atau Air Terabsorbsi
Air
terikat lemah atau terabsorbsi terserapa pada permukaan koloid makromolekul
seperti protein, pati dll yang ada pada bahan. Air terabsorbsi juga terdispersi
diantara koloid tersebut dan merupakan pelarut zat-zat yangg ada dalam sel.
Ikatan antara air dan koloid disebut dengan ikatan hidrogen.
3.
Air
Terikat Kuat
Air
terikat kuat sering disebut dengan air hidart karena, air tersebut membentuk
hidrat dengan beberapa molekul lain dengan ikatan yang bersifat ionik.
Metode Analisis Air
1.
Metode
Pengeringan / oven (thermogravimetri)
a. Metode
Oven
Metode ini
digunakan untuk semua bahan pangan kecuali produk yang mengandung komponen
senyawa “volatil” atau bahan yang mudah menguap pada pemanasan 1000C.
Prinsip metode
ini menigeringkan sampel dalam oven 100-1050C sampai bobot konstan
dan selisih bobot awal dan akhir dihitung sebagai kadar air.
Prosedurnya :
bahan atau sampel ditimbang ± 1-5 g, lalu dioven beberapa jam ± 4-6 jam, timbang, dioven
kembali, dan ditimbang hingga konstan. Bobot dianggap konstan apabila selisih
penimbangan 0,2 mg.
Perhitungan
:
kadar air dapat dihitung, baik berdasarkan bobot kering “dry basis” (DB) maupun
bobot basah “wet basis” (WB).
Kadar air (%DB) = W3/W2
x 100
Kadar air (%WB) = W3/W1
x 100
Total bahan padat (%) = W2/W1
x 100
Ket :
- W1 = bobot sampel
awal
- W2 = bobot sampel
kering
- W3 = kehilangan
berat / selisih bobot (g)
b. Metode
Oven-Vakum
Metode ini
dugunakan untuk bahan yang mengandung komponen yang dapat terkomposisi pada
suhu 1000C, atau relatif banyak mengandung senyawa volatil.
Prinsip
metode
ini mengeringkan mengeringkan produk yang mudah terkomposisi pada 1000C
didalam suatu tempat yang dapat dikurangi tekanan udaranya atau divakumkan.
Proses berlangsung pada suhu dan tekanan rendah
Prosedurnya
dan perhitungan sama denga
metode Oven. Namun, penggunaan oven-vakum relatif sedikit dibandingkan
dengan oven biasa karena harganya relatif mahal.
2.
Metode
Destilasi (Thermovolumetri)
Metode destilasi
digunakan untuk bahabn yang banyak mengandung lemak dan komponen mudah menguap
disamping air.
Prinsipnya menguapkan
air bahan dengan cara destilasi menggunakan pelarut “immytible”, kemudian air
ditampung didalam tabung yang diketahui volumenya. Pelarut yang digunakan
mempunyai titik didih lebih besar dari air tetapi mempunyai berat jenis (BJ)
lebih kecil dari air. Contoh senyawa yang dapat dijadikan pelarut yaitu :
Toluen, Xylen, dan benzen.
Prosedur diawali dengan
memberikan pelarut sebanyak kira-kira 750-100 ml pada sampel yang diperkirakan
mengandung air 2-5ml. Campuran ini kemudian dipanaskan hingga mendidih. Uap air
dan pelarut diembunkan dan ditampung didalam tabung. Air dan pelarut saling
terpisah (air dibagian bawah) dan dapat ditentukan volumenya berdasarkan skala
pada tabung penampung.
Metode destilasi mempunyai
keuntungan, antara lain :
a. Dapat
untuk menentukan kadar air bahan yang memiliki kendungan air relatif kecil
b. Penentuan
kadar air memerlukan waktu yang relatif singkat, yaitu sekitar 1 jam
c. Terjadinya
oksidasi senyawa lipida senyawa lipida dan dekomposisi senyawa gula dapat
dihindari, sehingga penentuan kadar air cukup akurat.
3.
Metode
Kimiawi
a.
Metode Karl Fischer
Metode ini dapat digunakan
untuk pengukuran kadar air pada bahan
berupa cairan, tepung, madu, dan beberapa produk kering. Metode ini menggunakan
reagen Karl Fischer yang terdiri dari
SO2, piridin, dan iodin.
Prinsip melakukan titrasi sampel dengan
larutan iodin dalam metanol dan piridin. Jika masih ada air didalam bahan maka
Iodin akan bereaksi, tetapi bila air habis maka iodin
akan bebas.
Perhitungan
:
kadar air = 0,4 F (V1-V2) / W1
Keterangan :
-
W1 : berat sampel (g)
-
V1 :
volume pereaksi karls fischer
untuk titrasi sampel (ml)
-
V2 : volume pereaksi untuk titrasi
blanko (ml)
-
F :
faktor standarisasi pereaksi
-
0.4 : ekivalen air pereaksi
b.
Metode
Kalsium Karbida
Metode ini berdasarkan atas
reaksi antara kalsium karbida dengan air menghasilkan gas asetilin. Jumlah
asetilin yang terbentuk dapat diukur dengan beberapa cara, antara lain :
-
Selisih bobot campuran bahan sebelum dan sesudah
reaksi.
-
Menampung dan mengukur volume gas asetili dalam
tabung tertutup.
-
Mengukur tekanan gas asetilin jika reaksi
dilakukan pada ruang tertutup.
c.
Metode
Asetil Klorida
Metode ini di gunakan untuk
bahab-bahan yang berupa minyak, mentega, margarin, rempah-rempah, dan beberapa
bahan berkadar air rendah. Metode ini berdasarkan atas reaksi antara asetil
klorida dengan air menghasilkan asam yang akan dititrasi dengan basa.
4.
Metode
Fisis
a. Berdasarka
tetapan dielektrikum
b. Berdasarkan
daya hantar dan resistansi listrik
c. Berdasarkan
resonansi nuklir magnetik atau “nuclear magnetic resonance” (NMR)
Pengukuran Nilai AW Bahan
1.
Keseimbangan
Air
Aw =
ERH / 100
Ket :
ERH = Equillibrium Relative Humidityy (kelembapan relatif seimbang)
2.
Hukum
Raoult
Aw = Mw/
Mw+ Ms
Ket :
-
Mw : jumlah mol
-
Ms
: jumlah mol zat terlarut
3.
Cara
Tidak Langsung
Berdasarkan
air yang terserapa dalam kertas saring kering dalam suatu wadah atau ruang yang
berisi bahan yang diukur Aw-nya.
Analisis Kadar Total Padatan Terlarut
Padatan
terlarut merupakan suatu bahan yang kadar airnya sudah dihilangkan dan yang
tersisa hanya berbagai komponen. Komponen itu yang akan di hitung sebagai
padatan. Alat yang dugunakan adalah refraktrometer Abbe.
Prosedurnya :
timbang bahan 10 g sampel yang telah dihomogenkan tambahkan 75 ml air, diaduk
dengan pengaduk magnetik selama 3 menit, kemudian disaring dengan kertas
saring, sedangakan filtratnya ditampung dalam labu ukur 100 ml, dan sisa
padatan pada kertas saring dicuci dengan air sampai volume filtrat mencapai
100ml. Sampel dipipet dan diletakkan direfrakto ditutup dan kadar total padatan
terlarut dapat dibaca pada skala. Hasil perkalian yang terbaca pada skala
dengan faktor pengencerannya merupakan kadar total padatan terlarut dalam
sampel.
Assalamualaikum Wr. Wb.
BalasHapussangat membantu dalam menyelesaikan tugas saya.
terima kasih.
boleh minta referensi nya dari mana mba??
metode kromatografi nya gaada?
BalasHapus